DPR Harapkan Investasi Langsung Australia di Sektor Perternakan
Seusai mengadakan pertemuan dengan Pimpinan dan Anggota BKSAP, Komisi IV DPR juga menerima Delegasi Parlemen Australia, di Gedung Nusantara III DPR, Selasa (4/9), guna membahas isu-isu krusial seperti persoalan impor, pertanian dan peternakan,
Ketua Komisi IV DPR HM. Romahurmuziy mengharapkan, adanya Foreign Direct Investment (FDI) dari Australia ke Indonesia khususnya untuk investasi pengembangan sapi guna mendorong tercapainya swasembada sapi di Indonesia
Selain masalah ternak, Romi mengatakan, Indonesia juga masih mengalami defisit soal jagung dan kedelai dimana produksi nasional hanya mampu seperempat kebutuhan nasional dan tiga perempat masih impor dari Amerika Serikat. "Gula kita pernah swasembada 2006 karena tidak ada program berkelanjutan akhirnya impor," ujarnya. Sementara, daging sapi impor Australia Juli 2012 setara 50 ribu ton.
Menurut Romi, Parlemen Indonesia sangat memperhatikan dan mengawasi tingginya importasi garam Australia Januari-Juli kurang lebih mencapai 2.1 juta ton. "Karena itu kita mengundang dan mendorong kelebihan komparatif advantages terkait murahnya SDM dapat dimanfaatkan sesuai simbiosis mutualisme antar kedua negara," ujarnya.
Terkait indonesia yang masih impor, terangnya, DPR mendorong Larangan importasi karena ingin kemandirian di bidang pangan. "Kami bukannya tidak cinta Sama Australia tetapi kita ingin Petani kita semakin mandiri," terangnya.
Sementara Wakil Ketua Komisi IV DPR Herman Khaeron mengharapkan Pertemuan ini dapat mempererat hubungan kedua negara. "Komisi IV akan menyelesaikan UU Pangan dimana didalamnya mengatur sistem perdagangan pangan, keterjangkauan pangan dan persoalan mendasar soal pangan. Kedepan kita akan merevisi UU Peternakan dan kesehatan hewan dimana isu yang kita angkat meninjau kembali country base yang lebih terbuka di Indonesia," katanya.
Wakil Ketua Komisi IV DPR Firman Subagio mengatakan, Indonesia-australia memiliki peran yang strategis karena itu diharapkan persoalan politis bisa diselesaikan antar kedua negara seperti banyaknya nelayan kita yang terdampar di Australia. "Terkait perbatasan Australia harapkan kerjasama politik dan ekonomi sama2 menghargai kedaulatan kedua negara," ujarnya.
Firman mengharapkan, kerjasama politik dan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan investasi. "Kerjasama investasi penting tidak bisa menutup terhadap produk yang lain," terangnya.(si)/foto:iwan armanias/parle.